Jumat, 01 April 2011

Larangan Terhadap Musik dalam Kacamata Islam

Bismillahi rahman ni rahim... (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

"Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan sesuai apa yang diniatkan, barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang akan didapatkan atau wanita yang akan dinikahi maka hijrahnya sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari Muslim)

the name of Allah, The Most Beneficent, The Most Merciful... (dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Penyayang)

Saudara-saudaraku seiman dan seagama. Di zaman yang modern ini, sudah menjadi rahasia umum jikalau kita mendapati begitu banyak kemaksiatan yg mana kemaksiatan tersebut bersifat terselubung dan tidak diketahui oleh saudara-saudara muslim kita. Hal ini kemungkinan disebabkan karena minimnya pengetahuan agama dalam diri umat muslim saat ini, atau juga dikarenakan sedikitnya para aktivis muslim maupun para da’i yang menjelaskan hal ini.

Salah satu kemaksiatan yang tidak disadari oleh kita yaitu tentang mendengar, memainkan dan menyanyikan lagu (musik). Jikalau kita melihat disekeliling kita, tentunya kita sering mendapati saudari-saudari kita yang mengenakan jilbab sehingga terlihat begitu santun dan anggun. Namun alangkah terkejutnya jika ternyata mereka menyukai musik, mendengarkannya dan menyanyikannya. Tentu saja sikap ini berseberangan dengan penampilannya selaku seorang muslimah. Mengapa bisa terjadi hal seperti itu? Kembali pada pernyataan di atas bahwasanya mereka tidak mengetahui hukum nyanyian/musik dalam islam atau mereka menganggapnya sebagai suatu hal yang mubah (boleh) berdasarkan dalil-dalil yang mereka pahami.

Artikel kali ini akan menjelaskan keharaman seni musik. Tentunya pembahasannya tidak mendasarkan kepada ra’yu semata, akan tetapi insya Allah merujuk kepada dalil-dalil yang bisa dipertanggung jawabkan. Silahkan dicermati.
Dalil Al Qur’an
”Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan percakapan kosong untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.”   (QS. Luqman 6)

Kata ”lahwal hadits” diatas diterjemahkan sebagai percakapan kosong menurut beberapa versi Al Qur’an dan sebagai kata-kata yang tidak berguna menurut Al Quran versi yang lain. Namun kedua-duanya mengandung pengertian yang serupa. Sekilas, kata ”percakapan kosong” tersebut mengindikasikan omongan atau pembicaraan yang tak bermanfaat, namun para sahabat dan tabi’in yang mulia -dan semoga Allah merahmati mereka- menafsirkan ayat tersebut sebagai musik dan nyanyian. Ini berdasarkan bermacam-macam kitab tafsir: Tafsir Ibnu Katsir 6/330, Tafsir Al Qurtubi 14/52, Tafsir at Tabari 20/127, dll.

Adapun dalam kitab Tafsir At Tabari, termuat di dalamnya perkataan para sahabat tentang tafsiran ayat ini.
Ibnu Mas’ud (Sahabat): “Nyanyian, demi Yang tidak ada yang berhak disembah selain Dia” beliau sampai mengulangnya tiga kali
Ibnu ‘Abbas (Sahabat): “Nyanyian dan yang sejenisnya dan mendengarkannya”
Jabir (Sahabat):”Nyanyian dan mendengarkannya”
Mujahid (Tab’in):”Nyanyian dan semua permainan yang melalaikan” dalam kesempatan lain beliau mengatakan “Genderang (rebana)”
”Dan perdayakanlah siapa saja di antara mereka yang engkau (iblis) sanggup dengan suaramu (yang memukau)…” (QS. Al Isra 64)
Kata ”suara” pada ayat yang agung di atas menunjukkan musik. Hal ini merujuk kepada kitab tafsir: Tafsir At Tabari 8/108, Adhwa’ul bayaan 3/230, Tafsir Al Qurtubi 10/288, dll. Maka perhatikanlah bagaimana Allah SWT telah menyindir dan memberi image negatif terhadap musik.

Dalil Hadist Nabi
Rasulullah SAW bersabda:
”Sungguh, akan ada orang di umat ini yang akan menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat musik…”  (Bukhari, Abu Daud, Ibnu Hibban, Tabrani)

Abu Mu’awiyah mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
”Allah mengutusku dengan petunjuk sebagai rahmat bagi manusia dan Dia memerintahkan aku untuk menghancurkan alat musik, berhala, salib dan benda-benda yang melalaikan”  (HR. Ahmad, Tabrani, hadist ini derajatnya hasan lighairi)

Anas bin Malik (ra) berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
”Dua suara dilaknat di dunia dan akhirat; musik pada saat bersuka cita dan ratapan pada saat musibah”  (HR. Bayhaqi)

Abdullah bin Amru mengatakan bahwa Rasulullah bersabda:
”Perumpamaan dari orang yang duduk di atas ranjang wanita penyanyi adalah seolah-olah dia ditelan ular hitam dari ular-ular hitam pada hari kiamat”  (HR. Tabrani)

Ibnu Abbas mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah mengharamkan khamr, judi dan genderang”  (HR. Abu Daud, Ibnu Hibban)

Adapun hadist yang akan disebutkan di bawah ini memiliki beberapa kelemahan dalam sanadnya, namun matan hadistnya insha Allah menguatkan anggapan hadist-hadist di atas tentang ketidakbolehan nyanyian.
Ibnu Abbas berkata:
“Rasulullah SAW melarang enam hal: khamr, judi, musik, meniup terompet, menabuh drum dan gendang”   (HR. Tabrani)

Abu Umamah (ra) mengatakan bahwa Rasulullah bersabda:
“Tidak seorangpun yang bernyanyi melainkan Allah akan mengutus dua setan untuk duduk di bahunya dan menendangi dada orang itu dengan tumit mereka. Setan-setan tersebut akan berhenti menendang manakala orang itu berhenti bernyanyi”  (HR. Tabrani, Abu Ya’la)

Abu Umamah (ra) mengatalkan bahwa Rasulullah bersabda:
“Jangan menjual atau membeli wanita penyanyi dan jangan mengajarkan nyanyian kepada mereka. Tiada kebaikan dalam hal itu dan upah yang diterima adalah haram”  (HR. Tirmidzi)

Perkataan Sahabat dan Tabi’in
Abdullah bin Mas’ud (ra) berkata:
“Sesungguhnya musik menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan tanaman”  (Bayhaqi, Ibnu bin Abi Dunya)

Abu Amir al Auza’I (rhm) berkata:
“Umar bin Abdul Aziz menulis surat kepada Umar bin Walid: …dan alat musik adalah bid’ah dalam islam…” (An Nasa’i, sanadnya shahih)

Qatadah (rhm) berkata:
“Al Qurannya iblis adalah puisi, muadzinnya adalah alat musik, dan perangkapnya adalah wanita”   (dalam kitab Fathul Bari)

Asy Syaukani (rhm) berkata:
“Mayoritas ulama berpendapat bahwa musik itu dilarang”  (dalam kitab Aun al Mabood)

Pernyataan Empat Imam Mazhab
1. Mazhab Hanafi
Imam Abu Yusuf dan Imam Muhammad (sahabat Abu Hanifa rhm.) menyatakan bahwa seseorang tak bisa disalahkan jika ia menghancurkan alat musik. (dalam kitab Tabiin Al Haqaiq)
Imam Abu Yusuf berkata:
“Jika ada orang yg mendengar musik dari dalam rumah seseorang, dia bisa masuk kerumah itu tanpa permisi (untuk menghentikannya). Aku takkan menghentikan tindakan orang yang memenuhi kewajiban ini (dalam beramar ma’ruf)”(dalam kitab Al Bahr Ar Raiq)

2. Mazhab Maliki
Imam Malik (rhm) berkata sebagaimana desebut dalam kitab Al Mudawwanah:
“Aku membenci gendang dan alat musik baik pada acara pernikahan maupun saat kesempatan lain”  (dalam kitab Manhal Jalil)

3. Mazhab Syafi’i
Imam Syafi’i (rhm) menyebutkan bahwa laki-laki yang pekerjaannya bernyanyi; dimana orang-orang memanggilnya, datang padanya, menyebutnya sebagai penyanyi dan ia telah dikenal orang banyak, ataupun wanita yang bernyanyi, maka kesaksiannya tak diterima. Orang yang bernyanyi biasanya dianggap bodoh tanpa moral dan etika. (dalam kitab As Sunan As Sughra).

4. Mazhab Hambali
Imam Ahmad (rhm) berkata:
”Aku tak menyukai musik karena ini menyebabkan tumbuhnya kemunafikan dalam hati”  (dalam kitab Al Kafi Fiqh Al Hambali)

Pernyataan Para Ulama Khalaf dan Kontemporer
Ibnu Taimiyah (rhm) berkata:
”Nyanyian adalah sebuah cara untuk zina, ini berasal dari penyebab terbesar yang menuntun kepada tindakan tak beradab”   (Majmu Fatawa)

Syaikh Asy Syanqithi (rhm) menetapkan:
”Nyanyian tanpa alat musik mutlak diharamkan”  (Syarah Zaad Al Mustaqna)

Syaikh Bin Baz (rhm) berkata:
”Bahkan jika nyanyian dinyanyikan tanpa alat musik sekalipun tetaplah terlarang berdasarkan jumhur ulama”  (Majmu Fatawa Wa Maqaalat Ibnu Baz)

Pernyataan ulama-ulama di Kuwait:
”Nyanyian itu diharamkan apabila berisi perkataan yang terlarang, …dan jika ini membuatmu lalai dari ibadah wajib maka tentulah itu haram”  (Fataawaa Qutta al Iftaa bil Kuwait)

Maulana Zafar Ahmad Thanwi (rhm.) menetapkan bahwa musik itu mutlak diharamkan. (Imdaad Al Ahkam 4/375-376, Maktabah Darul Ulum Deoband)

Maulana Yusuf Ludhwani (rhm) berkata:
”Allah ta’ala telah menjadikan musik itu haram”  (Aap ke Masail Aur Unka Hal, 7/338)

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, pemaparan di atas adalah sedikit dari hujjah-hujjah yang bisa saya berikan. Tentulah kita semua bisa melihat dengan jelas haramnya status musik berdasarkan syariat. Begitu gamblang dan mudah dipahami tentang pelarangan musik dan nyanyian mulai dari ayat-ayat Allah yang indah, perkataan Nabi-Nya yang mengandung kebenaran, perkataan para sahabat dan tabi’in serta ulama-ulama/ahlul ilmi yang semoga Allah memuliakan mereka. Lantas apa yang menyebabkan saudara-saudara muslim kita masih menganggap halal hal tersebut? Bukankah kebenaran telah terkuak?

Andaikata penjabaran di atas bisa memberikan keterangan dan menambah ilmu bagi siapapun yang membacanya, maka semoga Allah melimpahkan pahalanya kepadaku. Namun seandainya yang telah saya tulis diatas justru mengandung kesalahan, maka itu datangnya dari diriku sendiri sebagai hamba yang teramat lemah lagi mudah diperbudak hawa nafsu, maka semoga Allah mengampuniku.

Saudara-saudaraku sekalian, janganlah kalian menelan mentah-mentah hasil penulisanku di atas, tetaplah bertabayun dan terus mencari kebenaran. Karena bisa jadi artikel ini mengandung kekeliruan. Allah SWT pun telah berfirman,  
”Hai orang-orang yang beriman, apabila datang orang fasik kepadamu membawa kabar, maka telitilah” (Al Hujurat 6),

dan bukankah Abu Amir Al Auza’i (rhm) berkata:  
”Berhati-hatilah kamu dari pendapat (perkataan) manusia walaupun mereka memperindah kata-katanya untukmu”.

Maka saya sendiripun mungkin saja tergolong hamba-Nya yang fasik yang harus diwaspadai setiap perkataannya, namun semoga Allah memberiku kemudahan untuk semakin memperbaiki diriku menjadi muslim yang ingin mendapat ridha-Nya agar tergolong sebagai penghuni surga.

Mayoritas sumber rujukan di atas dinukil dari www.al-in’aam.com dan noorakhmad.blogspot.com semoga Allah membalas kebaikan kepada mereka yang mengelola website-website tersebut untuk tujuan dakwah.

The article above was written for our beloved muslimin and muslimah on earth surface.
May Allah make us easy to gain knowledge based on two reliable sources which are Al Quran and As Sunnah through manhaj Salafus Shalih.
May Allah unify and strengthen us from separation and fitnah.
May Allah endow triumph to all mujahideen especially and all muslim-mukmin generally.

Artikel di atas ditulis untuk muslimin dan muslimah kita tercinta di permukaan bumi.
Semoga Allah memudahkan kita untuk memperoleh pengetahuan didasarkan pada dua sumber yang dapat dipercaya yaitu Al Qur'an dan As Sunnah melalui manhaj salafus Shalih.
Semoga Allah menyatukan dan menguatkan kita dari pemisahan dan fitnah.
Semoga Allah memberkati kemenangan kepada semua mujahidin khususnya dan semua Mukmin-muslim pada umumnya.


Sumber : http://alislamarrahman.wordpress.com/knowledge/larangan-terhadap-musik-dalam-kacamata-islam/


Allah SWT berfirman,
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. yang mengajar (manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al Alaq: 1-5)

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS.Al-Ashr: 1 – 3)

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan HIKMAH dan PELAJARAN yang BAIK dan BANTAHLAH mereka dengan CARA yang TERBAIK. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”  (QS An-Nahl ayat 125)

"Tidak ada kepada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar."(QS An-Nisa' [14] : 114)

"….Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS az-zumar (39) ayat : 9)

"….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS al-mujadillah (58) ayat 11)

"….Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang-orang yang berilmu (ulama)…"(QS fathir (35) ayat 28)

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Alam Nasyrah: 5-6)

"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah : 185)

"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatau kaum maka tidak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia."  (QS Ar-Ra’d: 11)

“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih bahwasanya mereka akan mendapatkan balasan berupa surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai…”  (QS. al-Baqarah: 25)


Nabi Muhammad SAW. bersabda,
"Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)

"Sebaik-baiknya kamu adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya." (HR. Bukhari)

 "Yang terbaik diantara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia." (HR. Ahmad bin Hambal)

"Sebaik-baiknya manusia diantara kamu ialah orang yang umurnya panjang dan banyak amal kebajikannya." (HR. Tirmidzi)

"Tidak sempurna iman seseorang diantaramu hingga mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri." (HR Bukhari dan Muslim).

"Menuntut Ilmu adalah wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan."  (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik)

"Pelajarilah oleh kamu ilmu, sebab mempelajari ilmu itu memberikan rasa takut kepada Allah : Menuntutnya merupakan Ibadah, Mengulang-ngulangnya merupakan Tasbih, pembahasannya merupakan Jihad, Mengajarkannya kepada orang lain merupakan Shodaqoh, menyerahkan kepada ahlinya merupakan pendekatan diri kepada Allah. maka SEMPURNAKANLAH..." (HR. Ibn' Abdil Barr)

"Barang siapa yang bertambah ilmunya namun tiada bertambah amalnya Tiada bertambah baginya dengan Allah kecuali bertambah jauh " (HR. Dailami dari Ali).

"Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat."  (HR. Al Baihaqi)

"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah memudahkan baginya dengan (ilmu) itu jalan menuju surga." (HR. Muslim)

"Perumpamaan Allah Azza Wa Jalla mengutusku menyampaikan petunjuk dan ilmu adalah seperti titisan hujan yang telah membasahi bumi. Manakala bumi tersebut sebahagian tanahnya ada yang subur sehingga dapat menyerap air serta menumbuhkan rerumput dan sebahagian lagi berupa tanah-tanah keras yang dapat menahan air, lalu Allah memberi manfaat kepada manusia sehingga mereka dapat meneguk air, memberi minum dan menggembala ternaknya di tempat itu. Ada juga titisan air hujan tersebut jatuh di tanah yang lain, iaitu tanah gersang yang sama sekali tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan rumput rampai. Manakala itu semua adalah perumpamaan orang yang bijak pandai tentang agama Allah dan memanfaatkannya setelah aku diutus oleh Allah. Maka baginda tahu dan mahu mengajar apa yang diketahuinya dan juga perumpamaan orang yang keras kepala yang tidak mahu menerima petunjuk Allah yang keranaNya aku diutuskan." [Muttafaq'alaih]

"Barangsiapa yang mengajak (seseorang) kepada petunjuk (kebaikan), maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun."(HR. Muslim)

"Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakan terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan dikalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barang siapa seperti itu, maka baginya neraka... neraka." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau (lebih baik) diam.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

"Setiap anak cucu Adam pasti pernah berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah ialah yang banyak bertaubat." (HR. Tirmidzi)

"Berbuat sesuatu yang tepat dan benarlah kalian (maksudnya; istiqamahlah dalam amal dan berkatalah yang benar/jujur) dan mendekatlah kalian (mendekati amalan istiqamah dalam amal dan jujur dalam berkata). Dan ketahuilah, bahwa siapapun diantara kalian tidak akan bisa masuk surga dengan amalnya. Dan amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang langgeng (terus menerus) meskipun sedikit." (HR. Bukhari)

“Katakanlah, saya beriman kemudian istiqamahlah.”  (HR. Muslim)

"Tidaklah seorang hamba menutup aib hamba yang lain di dunia kecuali Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat"(HR. Muslim)


"Demi Allah, sesungguhnya berteman dengan suatu kaum yang menakut-nakutimu hingga akhirnya kamu menemukan rasa aman itu lebih baik daripada kamu berteman dengan sekelompok orang yang membuatmu merasa aman, namun akhirnya kamu di kejar-kejar oleh perkara-perkara yang menakutkan."  (Imam Ahmad, dalam Kitab Az Zuhd)


Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya...
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...

Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...

Semoga Bermanfaat dan bisa kita ambil hikmahnya... Amin
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...

Catatan :
Lampirkan sumbernya ya... Syukron

Tidak ada komentar:

Posting Komentar