Minggu, 20 Maret 2011

MIMPI SANG TUKANG BATU

“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan sesuai apa yang diniatkan, barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang akan didapatkan atau wanita yang akan dinikahi maka hijrahnya sesuai dengan apa yang dia niatkan.”(HR. Bukhari Muslim)

Disuatu wilayah dikisahkan terdapat seorang tukang batu yang sedang bekerja mencari batu di kaki gunung. Hari tersebut bertepatan dengan hari  istimewa, karna hari tersebut adalah hari dimana para raja dan pejabat-pejabat tinggi lainnya  sedang melakukan perjalanan kesemua penjuru negeri . Tibalah  rombongan raja tersebut di kaki gunung tempat  tukang batu  bekerja. Saat itu sang tukang batu sedang istirahat dibawah pohon sambil menyaksikan apa yang akan dilakukan oleh raja, tapi baru sebentar melihat lihat keadaan sekitar, sang raja kembali melanjutkan perjalanannya. Karna kecewa tentang hal tersebut  sang tukang batu pun menyeletuk :”ah seandainya aku jadi raja,tentu kerjanya enak,hanya jalan kesana –kemari,periksa sana periksa sini.

Setelah  beberapa menit dari ucapan itu rupanya sang tukang batu tertidur karna lelahnya. Di dalam tidurnya sang tukang batu bermimpi , dan didalam mimpinya dia menjadi seorang raja,lengkap dengan fasilitas kerajaan. Dan Dia pun didalam mimpinya bekerja sebagaimana seorang raja, tapi rupanya apa yang dia kerjakan menuai kecaman dari rakyat karna dianggap memikirkan pribadi tanpa mengindahkan rakyat. Akhirnya banyak rakyat yang protes dan menghinanya atas kepemimpinannya.

Dari peristiwa tersebut sang tukang batu berkata:”ah rupanya menjadi raja itu nnggak enak harus mengurus rakyat kalau salah mengambil kebijakan malah di benci rakya” akhirnya dia merenung sejenak sambil menatap jendela dan sambil  melihat  matahari akhirnya sang tukang batu berkata “wah enak kalau jadi matahari aku dapat menyinari bumi dan mengatur panas tanpa ada yang menghalangi. Akhirnya sang tukang batupun berubah menjadi matahari. pada saat dia sedang menyinari bumi tiba-tiba awan besar dan mendung menutupinya sehingga sinarnya pun tidak mampu menyinari bumi lagi.

Akhirnya sang batu kembali berkata”wah ternyata jadi matahari itu juga gak enak masih bisa tertutup oleh awan”berarti enaknya sih jadi awan bisa menjadi peneduh orang yang kepanasan” akhirnya sang batu itu kembali menjadi awan dia sangat senang dia menjadi peneduh bagi orang yang sedang kepanasan. Tapi suatu saat tiba-tiba anginpun berhembus kencang sehingga awan terbawa oleh tiupan angin dia terhenbus kesana-kemari tanpa arah. Akhirnya dia kembali berkata”huh rupanya jadi awan itu tidak enak aku harus mengikuti arah angin berhembus, “rupanya eanknya itu jadi angin kata sang tukang batu,  dapat berhembus kesana kemari bebas dan bisa berlari dengan kecepatan tinggi”.

Akhirnya lagi-lagi sang tukang batu menjadi angin, dia berhembus kesana kemari dengan kecepatan tinggi tapi suatu saat dia rupanya menabrak sebuah gunung yang besar sehingga ia merasakan sakit, kembali lagi ia berkata “wah rupanya jadi anginpun juga tidak enak, kalau menabrak gunung badan ku sakit “wah berarti enak jadi gunung aku dapat menjadi pakunya bumi aku cukup diam dan akupun dapat berguna bagi manusia . akhirnya kembali lagi dia berubah menjadi gunung, dia merasa begitu gagah dengan besarnya bentuknya dan merasa kuat . tapi baru sesaat dia menjadi gununng ia mendengar suara pukulan yang tidak asing lagi bagi dirinya dan lama kelamaan dia merasakan sakit di kakinya dan dia melihat kearah kakinya dan dia melihat banyak orang yang sedang mencari batu dikaki gunung..akhirnya ia terbangun dari mimpinya dan berkata” rupanya paling enak itu menjadi “”tukang batu””’.


®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®

Itu lah teman sifat diri kita, umumnya manusia ia tidak mau mensyukuri semua nikmat yang Allah berikan kepada  kita. Kita sering  melihat apa-apa yang diberikan Allah kepada orang lain, mungkin itu jabatan, harta yang melimpah, keturunan, istri yang cantik/suami yang tampan, perusahaan yang banyak dll yang dari pandangan kita itu adalah suatu  kenikmatan, sehingga kita mempunyai angan-angan untuk manggapainya, tetapi  jika kita di beri rezki sedikit, rumah yang sederhana, makan seadanya, kita buru-buru menyalahkan Allah seolah olah orang yang diberi harta banyak itu di muliakan oleh Allah dan orang yang di beri sedikit harta adalah orang yang dibenci Allah. Apakah pendapat tersebut benar? Ternyata  tidak di dalam  QS. Taha (20) ayat 131

“dan jangan lah kamu tujukan pandangan matamu  kepada kenikmatan yang telah kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka. Itu semua sebagai bunga  kehidupan dunia ,agar kami uji mereka dengan kesenangan itu. Karunia tuhanmu itu lebih baik dan lebih kekal”  (Taha ;131)

Di ayat tersebut diterangkan bahwa semua kenikmatan yang diberikan kepada sebagian orang itu juga sebagai cobaan bagi mereka. Yang harus kita perhatian bahwa kebanyakan orang yang di beri cobaan berupa  kenikmatan yang banyak itu biasanya cenderung tidak mampu menjalankan cobaan itu dengan baik?  Jadi bagi orang yang  diberi harta sedikit oleh Allah itu jangan berkecil hati. Justru mungkin itu adalah jalan yang terbaik bagi kita dalam menempuh ujiannya. Mungkin seandainya kita diberi harta yang banyak apakah kita sempat sholat,apakah kita sempat menuntut ilmu agama , apakah kita sempat mendidik anak-anak kita dengan baik dll. Perhatikan ayat di bawah ini

"dan Jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha melihat." (QS. Ays  syuura (42) ayat 27)

Marilah kita  bersyukur atas  apa apa yang diberikan Allah kepada kita sekarang ini  bukan hanya syukur ucapan tetapi syukur perbuatan juga.
"karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS.Al-baqaroh (2) ayat 152)

"dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim (14) ayat 7)

"dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."(QS. Luqman (31) ayat 12)

Sumber : http://qolbussalam.wordpress.com/2010/09/24/mimpi-sang-tukang-batu/


Allah berfirman,
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS.Al-Ashr: 1 – 3)

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan HIKMAH dan PELAJARAN yang BAIK dan BANTAHLAH mereka dengan CARA yang TERBAIK. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”  (QS An-Nahl ayat 125)

"….Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS az-zumar (39) ayat : 9)


"….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS al-mujadillah (58) ayat 11)

"….Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah oraang-orang yang berilmu (ulama)…"   (QS fathir (35) ayat 28)

Nabi Muhammad SAW. bersabda,
"Barang siapa yang bertambah ilmunya namun tiada bertambah amalnya Tiada bertambah baginya dengan Allah kecuali bertambah jauh " (HR. Dailami dari Ali).

"Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat."  (HR. Al Baihaqi)


Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya...
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...

Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...

Semoga Bermanfaat dan bisa kita ambil hikmahnya... Amin
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...

Catatan :
Lampirkan sumbernya ya... Syukron

Tidak ada komentar:

Posting Komentar